BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Susunan
saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan
saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang
lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat
merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks
otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan,
pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan
SSP yaitu kafein dan amfetamin
Sistem
saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf
tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa,
cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke
otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa
sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang
ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya
oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat
yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat
– obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
Ø Merangsang atau
menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas
otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
Ø Menghambat atau
mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses proses
tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang
bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Berikut ini
beberapa macam golongan obat yang bekerja pada susunan saraf pusat :
1.
Analgetik
2.
Anestika Umum
3.
Anti epilepsi
4.
Hipnotika-sedativa
5.
Anti emetika
6.
Neurotropik
7.
Anti parkinson
8.
Adrenerik
9.
Adrenoligik
10.
Kolinergik
11.
Anti kolinergik
12.
Anti obesitas
Dalam makalah ringkas ini,
saya akan membahas mengenai Obat Anti emetik dan Obat Neurotropik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Informasi patofisiologi muntah
2. Definisi Antiemetik
3. Penggunaan Antiemetik
4. Penggolongan Antiemetik
5. Definisi Neurotropik
6. Tujuan penggunaan Neurotropik
7. Contoh Neurotropik untuk pengobatan
1.3 Tujuan
Agar siswa siswa dapat mengetahui macam-macam obat yang digunakan untuk
mengobati gangguan saraf, khususnya untuk obat antiemetic dan neurotropik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Informasi Patofisiologi Muntah
Muntah merupakan
suatu cara saluran
pencernaan membersihkan dirinya sendiri dari isinya
ketika hampir semua bagian atas saluran pencernaan teriritasi secara luas, sangat mengembung, atau bahkan terlalu terangsang. Distensi atau iritasi berlebihan
dari duodenum menyebabkan suatu rangsangan yang kuat untuk muntah.
Sinyal sensori yang mencetuskan muntah terutama berasal dari faring, esofagus, perut, dan bagian atas dari usus halus. Dan impuls saraf yang ditransmisikan oleh serabut saraf aferen vagal dan saraf simpatis ke berbagai nuclei yang tersebar di batang otak yang semuanya bersama-sama disebut "pusat muntah." Dari sini,
impuls motorik yang menyebabkan muntah sebenarnya ditransmisikan dari pusat muntah melalui jalur saraf cranial V,
VII, IX, X, dan XII ke saluran
pencernaan bagian atas, melalui
saraf vagal dan simpatis ke saluran yang lebih bawah, dan melalui saraf spinalis ke diafragma dan otot perut.
Antiperistalsis. Pada tahap awal dari iritasi atau
distensi berlebihan gastrointestinal, antiperistalsis mulai terjadi, sering
beberapa menit sebelum muntah terjadi. Antiperistalsis berarti gerakan
peristaltic ke arah atas saluran pencernaan, bukannya ke arah bawah. Hal ini
dapat dimulai sampai sejauh ileum di saluran pencernaan, dan gelombang
antiperistaltic bergerak mundur naik ke usus halus dengan kecepatan 2 sampai 3
cm / detik; proses ini benar-benar dapat mendorong sebagian besar isi usus
halus bagian bawah kembali ke duodenum dan lambung dalam waktu 3 sampai 5
menit. Kemudian, pada saat bagian atas dari saluran pencernaan, terutama
duodenum, menjadi sangat meregang, peregangan ini menjadi faktor pencetus yang
menimbulkan tindakan muntah yang sebenarnya.
Aksi
muntah.
Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku, efek yang
pertama adalah (1) napas dalam, (2) naiknya tulang lidah dan laring untuk
menarik sfingter esofagus bagian atas supaya terbuka, (3) penutupan glotis
untuk mencegah aliran muntah memasuki paru, dan (4) pengankatan palatum molek
untuk menutup nares posterior. Kemudian datang kontraksi diafragma yang kuat ke
bawah bersama dengan kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras
perut di antara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan
intragastrik sampaik ke batas yang tinggi. Akhirnya, sfingter esophageal bagian
bawah berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas
melalui esophagus.
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu
keuntungan karena memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi
bila terdapat rangsangan pada pusat muntah yang berasal dari, gastrointestinal,
vestibulo okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju CVC kemudian
dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung. Ada 2 regio anatomi di medulla
yang mengontrol muntah, 1) chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central
vomiting centre (CVC). CTZ terletak di area postrema pada dasar ujung caudal
ventrikel IV di luar blood brain barrier (sawar otak). Koordinasi pusat muntah
dapat dirangsang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi karena tekanan
psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat
muntah (CVC) dan jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim
vestibuloserebelum dari labirin di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia
melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini
menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagus dan visera merupakan
jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna dan pengosongan
lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade ini akan
berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah.
2.2 Definisi
Antiemetik
Anti emetik atau obat mual
adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah. Antiemetik
secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari
analgesik golongan opiat, anastesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk
melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) dan migrain.
2.3 Penggunaan Antiemetik
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan
keluhan sebagai berikut :
- Mabuk jalan (motion sickness) --- Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat muntah melalui chemo reseptor trigger one (CTZ).
- Mabuk kehamilan (morning sickness) --- Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan vitamin B6, penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter.
- Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika.
2.4
Penggolongan
Antiemetik
Anti emetik terbagi atas
beberapa golongan sebagai berikut :
1.
Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-
Obat anti emetik ini
menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf serebral dan saluran
pencernaan. Sehingga obat golongan ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan
muntah setelah operasi dan penggunaan obat sitoksik.
Obat ini terbagi atas 3
yakni,
a.
Granisteron
Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk diminum secara
oral. Untuk pencegahan mual dan muntah pada kemoterapi. Granisteron biasanya
diminum satu jam sebelum kemoterapi dijalankan. Dosis kedua diberikan setelah
12 jam dari dosis pertama. Konsumsi obat ini harus sesuai dengan resep dokter.
Tidak boleh kuang maupun lebih.
b.
Ondansentron
Obat ini diperuntukkan
untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi kanker atau setelah
operasi. Ondansentron bekerja dengan memblokade hormon serotonin yang
menyebabkan muntah. Selain itu, obat ini juga digunakan pada klien pecandu
alkohol.
Obat ini digunakan sebelum
atau sesudah makan. Obat ini juga dapat diminum bersama antasida.
Pada kemoterapi obat ini
diberikan pada 30 menit pertama sebelum kemoterapi. Dosis selanjutnya sesuai
anjuran dokter. Biasanya 1 sampai 2 hari setelah kemoterapi selesai.
Pada kasus lain pemberian obatnya pun berbeda.
Hal yang perlu diketahui
seorang dokter, perawat atau pun seorang apoteker sebelum melakukan pemberian
obat ini adalah riwayat penyakit perut atau usus, penyakit hati, dan alergi.
Selain itu, pecandu alkohol sebaiknya mengurangi konsumsi alkoholnya saat
mengkonsumsi obat ini karena dapat meningkatkan efek sampingnya. Obat ini juga
diketahui dapat mengganggu konsentrasi konsumen dan dapat berpengaruh pada
janin dalam kandungan serta mempengaruhi ASI pada Ibu produktif menyusui kerena
obat ini disekresikan melalui ASI, salah satunya.
c.
Tropisetron
Obat jenis ini digunakan
pada mual karena kemoterapi atau muntah pada anak. Indikasi dari obat ini
adalah mencegah mual pasca operasi.
2.
Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak
dan digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah karena penyakit kanker,
sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat sitotoksik dan anstesi umum.
Selain dopamin, ada juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga bekerja
pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada rasa ingin
muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.
Yang harus diperhatikan
sebelum mengkonsumsi metoclopramid adalah:
§ Konsultasikan ke dokter
mengenai obat resep dan non-resep yang anda konsumsi yang mengandung
amobarbital, insulin, narkotika, phenobarbital, sedative, transquilizer, dan
vitamin.
§ Kemukakan pada dokter bila
anda pernah mengidap atau masih mengidap tumor adrenal, penyakit kejiwaan,
parkinson, hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
§ Kemukakan pada dokter
tentang kehamilan maupun rencana kehamilan dan menyusui anda.
§ Saat anda masa operasi
termasuk operasi dentist, kemukakan pada sentist tersebut mengenai konsumsi
metoclopramid anda.
§ Obat ini menekan saraf
sadar anda sehingga dapat menyebabkan kantuk, jadi usahakan untuk tidak berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan
jangan mengkonsumsi alkohol bersama obat ini.
3.
Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini
juga disebut golongan antagonis reseptor H1 histamin. Obat ini
efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan dan rasa mual di pagi
hari pada ibu hamil. Diantaranya :
a.
Dimenhydramine ® selain sebagai anti emetik juga mengatasi vertigo.
b.
Pyrathiazine
c.
Promethazine ® pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu
pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan
untuk tidak meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak
meminum obat ini karena dapat menyebabkan Sindron Reye dan dapat menyebabkan
konvulsi, halusinasi bahkan kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan
kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.
d.
Betahistine
Betahistin dihidroklorida
adalah obat yang sangat mirip senyawa histamin alami. Betahistine bekerja
secara langsung berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada dinding
aliran darah, termasuk didalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini dapat
menyebabkan vasokontraksi. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi
tekanan di telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat penyakit Meniere.
Obat ini membantu menghilangkan tekanan didalam telinga dan mengurangi frekuensi dan
keparahan serangan mual dan pusing. Betahistine juga mengurangi bunyi
mendenging di telinga (tinitus) dan membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
4.
Penghambat Channel Kalsium
Penghambat channel kalsium
atau Flunarizine adalah penghambat masuknya kalsium dengan cara ikatan
calmudolin dan aktivitas hambatan histamin H1. Obat ini efektif
untuk mencegah migren, penyakit vaskular periferal terbuka, vertigo, dan
sebagai terapi tambahan pada pasien epilepsi.
Obat
generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1. Sinarizin
Indikasi
: kelainan
vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/
menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala
ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
2. Dimenhidrinat
Indikasi
: mual, muntah,
vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma
akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan
gangguan psikomotor
3. Klorpromazin HCl
Indikasi
: mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk,
gejala ekstra piramidal
4. Perfenazin
Indikasi
: mual dan muntah
berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk,
gejala ekstra piramidal
5.
Proklorperazin
Indikasi
: mual dan muntah
akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk,
gejala ekstra piramidal
6.
Trifluoperazin
Indikasi
:mual dan muntah
berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk,
gejala ekstra piramidal
2.5
Definisi
Neurotropik
Obat
Nootropik/Neurotropik atau sering disebut obat pintar, adalah senyawa yang
meningkatkan kemampuan kognitif manusia (fungsi dan kapasitas otak). Sedangkan
Neurotonik adalah tonik untuk otak dengan kata lain hampir sama fungsinya
dengan Nootropik/Neutropik.
Obat
neurotropik Adalah obat yang digunakan pada gangguan (insufisiensi) cerebral
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gangguan pada sirkulasi
darah di otak seringkali ditemukan pada lansia diatas usia 60 tahun. Gejalanya
dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping
berdengung, jari–jari dingin dan depresi.
Usia harapan
hidup penduduk dunia akan semakin panjang sehingga jumlah orang yang menderita
gangguan sirkulasi di otak akan meningkat. Dengan demikian diduga obat–obatan
dikelompok ini akan menjadi semakin penting.
2.6 Penggunaan Neurotropik
Tubuh manusia terdiri dari jaringan
saraf yang sangat rumit. Tiap-tiap bagian saraf memiliki manfaat dan kegunaan
berbeda-beda. Saraf pengatur indera perasa merupakan salah satu diantaranya. Saraf
ini butuh dan sangat perlu dijaga sedemikian rupa, supaya ia terus menggerakkan
manfaatnya. Sedikit ada masalah saja dengan saraf ini, dapat memunculkan
berbagai problem kesehatan yang lain.
Tetapi sayangnya, masalah atau
problem saraf yang biasanya sering diderita oleh orang-orang berumur 35an tahun
ke atas, ini kerap kali diremehkan. “ah, tidak apa-apa kok, kelak juga akan
pulih sendiri, itu kan dikarenakan terhimpit terlalu lama”. Begitulah sebagian
besar dari kita bila mengalami kesemutan untuk dijadikan problem biasa. keluhan
tentang kesemutan layaknya ini nyaris banyak dan sering dirasakan tiap-tiap
orang, semisal dengan kebas ( mati rasa, kebal atau baal ), serta kram otot. Penyebab,
ketiga masalah itu kerap dimaksud juga dengan “3k” ( kebas, kesemutan serta
kram ). apalagi masalah ini kerapkali dibarengi dengan rasa yang sangat nyeri.
Pemicu ketiga masalah itu merupakan terganggunya bagian saraf pinggir. contohnya, masalah pada manfaat pengatur indera perasa, disebabkan saraf alami tekanan ( contohnya duduk terlampau lama ). Dapat juga dikarenakan saraf terjepit ( dikarenakan pengapuran pada tulang belakang ). Atau saraf robek/putus disebabkan kecelakaan. Kerap juga terjadi rusaknya saraf tersebut dikarenakan masalah pada bagian pembuluh darah
Pemicu ketiga masalah itu merupakan terganggunya bagian saraf pinggir. contohnya, masalah pada manfaat pengatur indera perasa, disebabkan saraf alami tekanan ( contohnya duduk terlampau lama ). Dapat juga dikarenakan saraf terjepit ( dikarenakan pengapuran pada tulang belakang ). Atau saraf robek/putus disebabkan kecelakaan. Kerap juga terjadi rusaknya saraf tersebut dikarenakan masalah pada bagian pembuluh darah
( contohnya pada penderita diabetes ),
mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan merokok. Tak hanya itu
kekurangan konsumsi nutrisi, terutama vitamin-vitamin neurotropik juga
mengambil peran yang cukup mutlak dan tidak bisa diabaikan begitu saja.Terlebih,
3k ( Kesemutan, Kram dan Mati Rasa ) ini juga bisa jadi tanda-tanda penyakit
lain yang akan lebih serius, layaknya kolesterol tinggi serta kencing manis
( diabetes mellitus ). Type penyakit
lain yang menyerang manfaat dan fungsi saraf merupakan bell’s palsy,
tortikolis, frozen shoulder, serta carpal tunnel syndrome.
Solusi mengatasi Kesemutan, Kram dan Mati Rasa
Bagaimanakah jalan keluar buat anda yang kerap didatangi “tamu tidak diundang” si 3k atau Kesemutan, Kram dan Mati Rasa ?. Untuk mengatasi gangguan Kesemutan, Kram dan Mati Rasa, adalah memenuhi keperluan dan kecukupan vitamin-vitamin neurotropik, konsumsilah dengan cukup Vitamin B1, B6 serta Vitamin B12. Kesemua Vitamin ini mutlak untuk melindungi serta menjaga kesehatan fungsi jaringan saraf. Vitamin B1 contohnya, sangat mutlak untuk metabolisme karbohidrat, dan penyediaan daya untuk kinerja saraf. Namun Vitamin B6 berkerja atau berfungsi untuk metabolisme protein serta memelihara manfaat dan fungsi normal saraf-saraf. dan tak kalah pentingnya kebutuhan Vitamin B12 mutlak untuk sintesa asam nukleat serta melindungi integritas jaringan saraf. Untuk menangani dan menaggulangi rasa nyeri, gabungkan dengan analgesik yang berperan untuk menjadikan anti peradangan.Kurang Vitamin Neurotropik Berakibat Kesemutan, Kram dan Mati rasa.
Solusi mengatasi Kesemutan, Kram dan Mati Rasa
Bagaimanakah jalan keluar buat anda yang kerap didatangi “tamu tidak diundang” si 3k atau Kesemutan, Kram dan Mati Rasa ?. Untuk mengatasi gangguan Kesemutan, Kram dan Mati Rasa, adalah memenuhi keperluan dan kecukupan vitamin-vitamin neurotropik, konsumsilah dengan cukup Vitamin B1, B6 serta Vitamin B12. Kesemua Vitamin ini mutlak untuk melindungi serta menjaga kesehatan fungsi jaringan saraf. Vitamin B1 contohnya, sangat mutlak untuk metabolisme karbohidrat, dan penyediaan daya untuk kinerja saraf. Namun Vitamin B6 berkerja atau berfungsi untuk metabolisme protein serta memelihara manfaat dan fungsi normal saraf-saraf. dan tak kalah pentingnya kebutuhan Vitamin B12 mutlak untuk sintesa asam nukleat serta melindungi integritas jaringan saraf. Untuk menangani dan menaggulangi rasa nyeri, gabungkan dengan analgesik yang berperan untuk menjadikan anti peradangan.Kurang Vitamin Neurotropik Berakibat Kesemutan, Kram dan Mati rasa.
Ada beberapa penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf
manusia, salah satu contohnya adalah neuropati.Jenis
Neuropati sangat banyak,namun pada umumnya yang terjadi adalah neuropati karena
faktor penuaan,neuropati karena diabetes,dan neuropati karena defisiensi
vitamin B.
- Neuropati karena penuaan. Semakin tua,orang cenderung menderita lebih banyak gangguan saraf. Lebih dari 26 persen orang berusia diatas 40 tahun menderita neuropati. Apabila tidak diterapi dengan benar,dapat menjadi parah dan mengarah ke penyakit-penyakit saraf yang lebih berat.
- Neuropati karena diabetes. Semua pasien diabetes beresiko menderita neuropati diabetikum. Lebih dari 50 persen pasien diabetes mengalami neuropati. Bisa timbul kapan saja dan tidak bisa diprediksi. Resiko sejalan dengan bertambahnya usia dan durasi penyakit diabetes yang diderita. Sering timbul pada pasien denga kadar gula darah tidak terkontrol Obesitas adalah slah satu faktor risiko. Gejala dan tanda-tanda neuropati diabetikum adalah mati rasa,kesemutan,atau nyeri di jari-jari kaki,telapak kaki,tungkai,tangan,lengan,dan jari. Gangguan pencernaan,mual,atau muntah. diare atau sulit BAB,pusing atau pingsan karena penurunan tekanan darah,terutama ketika naik ke posisi berdiri,masalah dengan buang air kecil,disfungsi ereksi (impotensi),kekeringan vagina. “namun pada beberapa pasien,bisa tanpa gejala,”katanya.
- Neuropati karena defisiensi Vitamin B. Neuropati yang disebabkan karena kurangnya asupan vitamin tertentu. Sering terjadi akibat defisiensi vitamin neurotropik. Dapat terjadi di satu area (NEUROPATI) atau banyak area (polineuropati). Dapat terjadi karena selain malnutrisi,juga karena penggunaan obat-obatan jangka panjang,misalnya penggunaan obat TBC.
· Neuropati
karena sebab lain. Misalnya seperti karena jeratan,atau karena trauma
Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan
efek samping:
- Piracetam --- Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang, terapi pada anak seperti kesulitan belajar.
- Pyritinol HCl --- Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi otak sehubungan gangguan metabolisme.
- Mecobalamin --- Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
Spesialite:
NO
|
NAMA GENERIK & LATIN
|
NAMA DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Pyritinol HCl
|
Enchepabol
|
dragee : 100 / 200mg
larutan 100ml;
ampul 20mg
|
Merck
|
2.
|
Piracetam
|
Nootropil
|
Caps.400/800/1200mg; sirup 10%,
ampul 1g/5ml
|
UCB Pharma
|
3.
|
Mecobalamin
|
Methycobal
|
Kaps 250 lg, 500 lg ,
Ampul 500 lg
|
Eisai
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahawa obat untuk menangani penyakit gangguan saraf itu sangat banyak. Diantaranya yaitu
antiemetik dan neurotropik. Anti emetik adalah obat
yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah. Anti emetik terbagi atas
Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-, Golongan Antagonis Dopamin,
Golongan Antihistamines, Penghambat Channel Kalsium. Sedangkan obat
neurotropik adalah obat yang digunakan pada gangguan (insufisiensi) cerebral
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gangguan pada sirkulasi
darah di otak seringkali ditemukan pada lansia diatas usia 60 tahun. Gejalanya
dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping
berdengung, jari–jari dingin dan depresi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://yunekawati-sistemsarafpusat.blogspot.com/
2.
http://kamuskesehatan.com/arti/neurotropik/
3.
http://patofisiologidiaremuntahdemam.blogspot.com/2011/06/patofisiologi-diare-muntah-demam.html